Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung mendapatkan ijin resmi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, berdasarkan surat keputusan no : 35/D/O/1998 tanggal 25 Mei 1998, tentang pemberian status terdaftar kepada dua program studi untuk pendidikan S1 di lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung, yaitu Program Studi Teknik Industri dan Program Studi Teknik Lingkungan.

Dalam sejarah perjalanannya, Program Studi yang tumbuh dan berkembang adalah Program Studi Teknik Industri, yang mendapat akreditasi dari BAN-PT berdasarkan keputusan no : 030/SK/BAN-PT/Aka-XV/S/I/2013. Berlaku selama lima tahun, sejak tanggal 31 Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2018. Reakreditasi ulang berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 3939/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2017 untuk Program Studi Teknik Industri berlaku sejak tanggal 24 Oktober 2017 hingga 24 Oktober 2022.

VISI

Menjadi Sekolah Tinggi lima besar di Priangan Timur pada tahun 2024 dan unggul di bidang entrepreneurship yang rahmatan lil’alamin.

MISI

  1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran yang adil dan akses yang luas.
  2. Meningkatkan iklim penelitian yang relevan dengan potensi lokal.
  3. Meningkatkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan pembangunan daerah.
  4. Menyiapkan civitas STT Cipasung agar menjadi pribadi yang berjiwa entrepreneur, berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi.
  5. Meningkatkan kerjasama dengan institusi lain di tingkat wilayah maupun di tingkat nasional.
  6. Meningkatkan tata kelola perguruan tinggi yang transparan dan terukur.

LAMBANG STT CIPASUNG

Lambang STT Cipasung memiliki panjang dan lebar 5 cm dengan gambar, warna dan bentuk sebagai berikut:

Logo

  1. Bentuk segitiga digali dari akar budaya lokal dari kata “cipasung” yang berarti masung (kerucut = Bahasa Indonesia). Dalam 2 dimensi, bentuk kerucut tampak seperti segitiga. Segitiga melambangkan menyatunya iman, islam dan ihsan dalam satu kesatuan diri manusia. Segitiga juga melambangkan tiga unsur penting dalam diri manusia yang harus dikerahkan secara optimal dalam kerangka pengabdian seorang hamba, yaitu : rasio, rasa dan karsa.
  2. Warna dasar hijau secara umum melambangkan simbol Islam dalam budaya Indonesia sekaligus juga melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
  3. Lima lengkungan dalam segitiga melambangkan lengkungan bangunan mesjid tempat bersujud seorang hamba kepada Allah SWT. Lengkungan-lengkungan itu semakin mengecil dan menggambarkan menuju titik yang satu, yaitu Allah SWT. Jumlah lengkungan yang lima menggambarkan pondasi rukun Islam yang lima, dan lima dasar negara Pancasila sebagai pondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.